Senin, 08 Januari 2024

Nabi Muhammad –shallallahu 'alaihi wasallam- Mengasingkan diri di Gua Hira'

15.39

 

Nabi Muhammad –shallallahu 'alaihi wasallam- Mengasingkan diri di Gua Hira'

Tatkala usia beliau –shallallahu 'alaihi wasallam sudah mendekati 40 tahun, beliau mulai suka mengasingkan diri. Karenanya beliau biasa membawa roti yang trbuat dari gandum dan bekal air menuju gua Hira yang terletak di Jabal Nur, yaitu sejauh hampir 2 mil dari Makkah. Gua ini merupakan gua yang sejuk, panjangnya 4 hasta, lebarnya 1,75 hasta dengan ukuran dzira' al Hadid (hasta ukuran besi). Beliau tinggal di dalam gua tersebut bulan Ramadhan, memberi makan orang-orang miskin yang mengunjunginya, menghabiskan waktunya dalam beribadah dan berfikir mengenai pemandangan alam di sekitarnya dan kekuasaan yang menciptakannya sedemikian rupa di balik itu. Beliau tidak bisa tenang melihat kondisi kaumnya yang masih terbelenggu oleh keyakinan syirik yang using, dan gambaran tentangnya yang demikian rapuh, akan tetapi beliau tidak memiliki jalan yang terang yang harus dituju yang berkenaan dengan hati nuraninya.


Pilihan mengasingkan diri (uzlah) yang diambil oleh beliau –shallallahu 'alaihi wasallam- merupakan bagian dari scenario Allah –subhanahu wata'ala- terhadapnya, juga agar terputusnya kontak dari kesibukan-kesibukan duniawi, goncangan kehidupan dan ambisi-ambisi kecil manusia yang mengusik kehidupan, untuk kemudian mempersiapkan diri menghadapi urusan besar yang sudah menantinya sehingga beliau –shallallahu 'alaihi wasallam siap mengamban amanah yang agung, merubah wajah bumi dan meluruskan garis sejarah. Uzlah (mengsingkan diri) yang sudah diatur oleh Allah ini terjadi selama tiga tahun menjelang beliau diagkat sebagai rasul. Beliau menjalanu uzlah ini selama sebulan  dengan semangat hidup yang penuh kebebasan dan dan merenungi keghaiban yang tersembunyi di balik kehidupan tersebut hingga tiba waktunya untuk berinteraksi dengannya saat Allah –subhanahu wata'ala memperkenankannya.