Sabtu, 13 Januari 2024

Aktivitas di Darul Arqam

18.25

 

Aktivitas di Darul Arqam

Merupakan hal yang bijak dalam menyikapi penindasan-penindasan kaum musyrikin Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- melarang kaum Muslimin memproklamirkan keislaman mereka, baik dalam bentuk perkataan maupun tindakan, serta tidak mengizinkan mereka bertemu dengan beliau kecuali secara rahasia, karena jika mereka bertemu dengan beliau secara terbuka, maka tidak diragukan lagi kaum musyrikin akan membatasi ruang gerak beliau sehingga keinginan beliau untuk mentazkiyah (menyucikan diri) kaum Muslimin dan mengajarkan mereka al-Kitab dan as-Sunnah akan terhalangi. Dan tidak tertutup kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya benturan antara kedua belah pihak, bahkan hal itu benar-benar terjadi pada tahun keempat kenabian, yaitu manakala sahabat-sahabat Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- berkumpul di lereng-lereng perbukitan tempat mereka melakukan shalat secara rahasia. Tiba-tiba hal itu telihat oleh beberapa orang kafir Quraisy, lalu mereka mencaci-maki dan memerangi kaum Muslimin. Hal ini mengakibatkan Sa'ad bin Abi Waqqash memukul salah seorang dari mereka sehingga mengalirlah darahnya ketika itu. Ini adalah darah pertama yang mengalir dalam Islam.


Bisa diketahui akibatnya bila benturan ini berulang kali terjadi dan berkepanjangan, tentunya akan berdampak pada penghancuran dan pembantaian terhadap kaum Muslimin. Oleh karena itu adalah bijak untuk melakukan siasat sembunyi-sembunyi. Umumnya para sahabat yang menyembunyikan keislaman, peribadatan, dakwah dan pertemuan mereka. Sedangkan Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- tetap berdakwah dan beribadah secara terbuka di depan mata kepala kaum musyrikin. Tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalang-halanginya. Namun demikian, beliau tetap melakukan pertemuan deengan kaum Muslimin secara rahasia demi kepentingan mereka dan agama Islam. Rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam al-Makhzumi terletak di atas bukit Shafa dan terpencil, sehingga luput dari intaian mata para Thaghut dan bahan pembicaraan pertemuan-pertemuan mereka. Tempat itulah yang dijadikan Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- sebagai pusat dakwah dan pertemuan beliau dengan kaum Muslimin. Di dalam rumah tersebut, beliau membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, menyucikan hati mereka serta mengajarkan mereka al-Kitab dan as-Sunnah.