Hijrah Pertama Menuju Negeri
Habasyah (Ethiopia)
Penindasan terhadap kaum Muslimin
pada pertengahan atau akhir tahun keempat kenabian pada mulanya tidak seberapa,
namun kemudian dari hari ke hari dan bulan ke bulan berubah menjadi lebih
keras, dan semakin menghebat pada pertengahan tahun kelima kenabian, sehingga
seakan tiada tempat lagi bagi mereka di Makkah, dan memotivasi mereka untuk
memikirkan cara meloloskan diri dari siksaan-siksaan tersebut. Dalam kondisi
yang seperti inilah turunlah surat az-Zumar yang mengisyaratkan perlunya
berhijrah dan memberitahukan bahwa bumi Allah tidaklah sempit. Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam firmanNya:
Orang-orang yang berbuat baik di
dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
(az-Zumar: 10)
Rasulullah –shallallahu 'alaihi
wasallam- telah mengetahui bahwa Ashhamah an-Najasyi, raja Habasyah adalah
seorang yang adil, tidak seorang pun yang terzhalimi olehnya. Karena itu beliau
memerintahkan kaum Muslimin agar berhijrah ke sana guna menyelamatkan agama
mereka dari fitnah.
Pada bulan Rajab tahun kelima
kenabian, berhijrahlah rombongan pertama dari kalangan para sahabat menuju
negeri Habasyah. Rombongan ini terdiri dari 12 orang laki-laki dan 4 orang
wanita, dikepalai oleh Utsman bin Affan –radhiallahu 'anhu- yang membawa serta
istrinya Ruqayyah putri Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam-. Rasulullah –shallallahu
'alaihi wasallam bersabda tentang keduanya: sesungguhnya mereka berdua adalah
keluarga pertama yang berhijrah di jalan Allah setelah apa yang pernah
dilakukan olen Nabi Ibrahim dan Luth –'alaihimassalam-.
Kepergian mereka dilakukan dengan
mengendap-endap pada malam yang gelap gulita agar tidak diketahui oleh kaum
Quraisy menuju laut, kemudian mengarah ke pelabuhan Syaibah. Ternyata takdir
mereka sejalan dan seiring dengan itu, dimana ketika itu ada dua buah kapal
dagang yang akan berlayar menuju Habasyah dan mereka pun ikut serta bersamanya.
Kaum Quraisy akhirnya mengetahui hal itu, lalu menelusuri jejak perjalanan kaum
Muslimin, akan tetapi tatkala mereka sampai di tepi pantai, kaum Muslimin telah
bertolak dengan aman. Akhirnya kaum Muslimin menetap di Habasyah dan mendapatkan
sebaik-baik perlindungan.