Di dalam kitab tas-hiilun nahwi ini, al-mudhaaf dijelaskan secara sekilas alasannya ialah sudah dijelaskan sebelumnya mengenai kaidah idhaafah (mudhaaf-mudhaaf ilaihi).
Untuk muraja'ah wacana konsep idhaafah, silakan baca lagi di sini:
- Contoh kalimat mudhaaf - mudhaaf ilaih:
https://fatinfarhanabambam.blogspot.com//search?q=contoh-kalimat-mudhaf-&-mudhaf-ilaihi
- Cara membedakan mudhaf-mudhaf ilaih dgn na'tun-man'ut
https://fatinfarhanabambam.blogspot.com//search?q=contoh-kalimat-mudhaf-&-mudhaf-ilaihi
- Pelajaran idhafah dalam kitab durusul lughah jilid satu
https://fatinfarhanabambam.blogspot.com//search?q=contoh-kalimat-mudhaf-&-mudhaf-ilaihi
Kembali ke kitab tas-hiilun nahwi. Dalam kitab ini dijelaskan utk mudhaaf, diasumsikan ada abjad jar yg disembunyikan antara mudhaaf ( مُضَافٌ ) & mudhaaf ilaih ( مُضَافٌ إِلَيْهِ ).
Huruf-huruf jar tersebut yaitu:
- مِنْ (min), yaitu saat mudhaaf yaitu sebagai bab atau jenisnya mudhaaf ilaih.
Contoh:
خَاتَمُ فِضَّةٍ = khaatamu fidhdhatin => artinya cincin perak.
Asumsinya yaitu خَاتَمٌ مِنْ فِضَّةٍ = khaatamun min fidhdhatin => cincin dari perak; cincin jenis perak.
- فِيْ (fii), yaitu saat mudhaaf ilaih-nya yaitu sebagai zharaf (keterangan waktu/tempat).
Contoh =
صَلاَةُ اللَّيْلِ = shalatu al-laili => artinya shalat malam.
Asumsinya yaitu صَلاَةٌ فِي اللَّيْلِ = shalaatun fii al-laili => shalat di waktu malam.
- لِ (li), yaitu bukan dari dua di atas. Biasanya makna kepemilikan (milik).
اِبْنُ زَيْدٍ = ibnu zaidin => artinya anak si Zaid.
Asumsinya yaitu اِبْنٌ لِزَيْدٍ = ibnun lizaidin => anak milik Zaid atau anaknya Zaid.
Makara jika kita ingin mengetahui kata-kata itu mudhaf-mudhaf ilaih atau na'tun wa man'ut, maka dicoba saja asumsi-asumsi di atas, jika cocok dgn perkiraan di atas maka diterapkan kaidah idhaafah (mudhaaf-mudhaaf ilaih).