اسْمُ التَّفْضِيْلِ - Isim tafdhiil
Pelajaran perihal ismut tafdhiil telah dijelaskan pada pelajaran sebelumnya. Silakan muraja'ah perihal pengertian & pola isim tafdhiil.
Ada sedikit perhiasan catatan perihal isim tafdhiil yg diambil dari kitab tas-hiilun nahwi ini, yaitu perihal wazan/pola isim tafdhiil & kaidah isim tafdhiil.
Wazan isim tafdhiil
1. Mudzakkar
a. Mufrad
Wazannya yaitu أَفْعَلُ (af'alu).
Contohnya: أَكْبَرُ (akbaru) => artinya lebih besar/paling besar.
b. Mutsanna
Wazannya yaitu أَفْعَلاَنِ (af'alaani).
Contohnya : أَكْبَرِانِ (akbaraani) => artinya lebih besar.
c. Jamak
Wazannya : أَفْعَلُوْنَ (af'aluuna) atau أَفَاعِلَ (afaa'ila).
Contohnya :
أَكْبَرُوْنَ (akbaruuna) => artinya lebih besar.
أَكَابِرُ (akaabiru) => artinya lebih besar.
2. Mu-annats
a. Mufrad
Wazannya : فُعْلَى (fu'laa).
Contohnya : كُبْرَى (kubraa) => artinya lebih besar.
b. Mutsanna
Wazannya : فُعْلَيَانِ (fu'layaani).
Contohnya : كُبْرَيَانِ (kubrayaani) => artinya lebih besar.
c. Jamak
Wazannya : فُعْلَيَاتٌ (fu'layaatun) atau فُعَلٌ (fu'alun).
Contoh:
- كُبْرَيَاتٌ (kubrayaatun) => artinya lebih besar
- كُبَرٌ (kubarun) => artinya lebih besar.
Kaidah isim tafdhiil
1. isim tafdhiil yg memakai min ( مِنْ ) selalu mudzakkar & mufrad.
Contoh:
- زَيْدٌ أَعْلَمُ مِنْ بَكْرٍ = Zaidun a'lamu min Bakrin.
Artinya = Zaid lebih mengetahui dari Bakar.
Penjelasan kalimat:
- isim tafdhiil yaitu a'lam dgn diikuti min - مِنْ
- bakrin yaitu majrur alasannya yakni sebelumnya ada aksara jar.
- عَائِشَةُ أَكْبَرُ مِنْ زَيْنَبَ = 'Aa-isyatu akbaru min zainaba.
Artinya = Aisyah lebih bau tanah dari Zainab.
Penjelasan kalimat:
- isim tafdhiil akbaru dgn diikuti min bentuknya mufrad & mudzakkar, sehingga walaupun kata yg dibandingkan yaitu mu-annats, tetap isim tafdhiil nya mudzakkar mufrad.
2. isim tafdhiil yg didepannya ditambah al ( ال ) harus mengikuti jenis kata sebelumnya (yg dibandingkan) dalam hal jumlah maupun gendernya.
Contoh:
- الزَّيْدَانِ الأَعِلَمَانِ غَائِبَانِ = az-Zaidaani al-a'lamaani ghaa-ibaani.
Artinya = Dua Zaid yg lebih berpengetahuan se&g tidak ada.
3. Bentuk paling atau bentuk idhaafah, mengikuti jenis kata sebelumnya.
Contoh:
- الزَّيْدُوْنَ أَعْلَمُو القَوْمِ = az-Zaiduuna a'lamuu al-qaumi.
Artinya = Zaid (kumpulan orang yg berjulukan Zaid) yaitu orang yg paling berpengetahuan.
- مَرْيَمُ كُبْرَى النَّاسِ = Maryamu kubraa an-naasi.
Artinya = Maryam yaitu orang tertua.
4. Isim tafdhiil sanggup juga dibuat dari penambahan kata أَشَدُّ (asyaddu) atau أَكْثَرُ (aktsaru) sebelumnya.
Contohnya:
- هُوَ أَشَدُّ عَرْجًا مِنْ زَيْدٍ = huwa asyaddu 'arjan min Zaidin.
Artinya = Dia lebih lemah daripada Zaid.
- هُوَ أَكْثَرُ اِجْتِهَادًا مِنْ زَيْدٍ = Huwa aktsaru ijtihaa& min zaidin.
Artinya = Dia lebih rajin daripada Zaid.
Penjelasan kalimat:
- Setelah aktsaru atau asyaddu isimnya menjadi manshuub.
Dari hukum itu, maka arjan & ijtihaa& yaitu manshuub.