Rabu, 04 Juli 2018

Ismut Tafdhiil - Kitab Tashiilun Nahwi - Pelajaran 46


اسْمُ التَّفْضِيْلِ - Isim tafdhiil


Pelajaran perihal ismut tafdhiil telah dijelaskan pada pelajaran sebelumnya. Silakan muraja'ah perihal pengertian & pola isim tafdhiil.

Ada sedikit perhiasan catatan perihal isim tafdhiil yg diambil dari kitab tas-hiilun nahwi ini, yaitu perihal wazan/pola isim tafdhiil & kaidah isim tafdhiil.


Wazan isim tafdhiil 


1. Mudzakkar


a. Mufrad

Wazannya yaitu أَفْعَلُ (af'alu).


Contohnya: أَكْبَرُ (akbaru) => artinya lebih besar/paling besar.


b. Mutsanna

Wazannya yaitu أَفْعَلاَنِ  (af'alaani).


Contohnya : أَكْبَرِانِ  (akbaraani) => artinya lebih besar.


c. Jamak

Wazannya : أَفْعَلُوْنَ (af'aluuna) atau أَفَاعِلَ (afaa'ila).


Contohnya :

أَكْبَرُوْنَ (akbaruuna) => artinya lebih besar.


أَكَابِرُ (akaabiru) => artinya lebih besar.


2. Mu-annats


a. Mufrad

Wazannya : فُعْلَى (fu'laa).


Contohnya : كُبْرَى (kubraa) => artinya lebih besar.


b. Mutsanna

Wazannya : فُعْلَيَانِ (fu'layaani).


Contohnya : كُبْرَيَانِ (kubrayaani) => artinya lebih besar.


c. Jamak

Wazannya : فُعْلَيَاتٌ (fu'layaatun) atau فُعَلٌ (fu'alun).


Contoh:

- كُبْرَيَاتٌ (kubrayaatun) => artinya lebih besar

- كُبَرٌ (kubarun) => artinya lebih besar.


 Pelajaran perihal ismut tafdhiil telah dijelaskan pada pelajaran sebelumnya Ismut Tafdhiil - Kitab Tashiilun Nahwi - Pelajaran 46


Kaidah isim tafdhiil


1. isim tafdhiil yg memakai min ( مِنْ ) selalu mudzakkar & mufrad.

Contoh:

- زَيْدٌ أَعْلَمُ مِنْ بَكْرٍ  = Zaidun a'lamu min Bakrin.
Artinya = Zaid lebih mengetahui dari Bakar.

Penjelasan kalimat:

- isim tafdhiil yaitu a'lam dgn diikuti min - مِنْ

- bakrin yaitu majrur alasannya yakni sebelumnya ada aksara jar.


- عَائِشَةُ أَكْبَرُ مِنْ زَيْنَبَ = 'Aa-isyatu akbaru min zainaba.
Artinya = Aisyah lebih bau tanah dari Zainab.

Penjelasan kalimat:

- isim tafdhiil akbaru dgn diikuti min bentuknya mufrad & mudzakkar, sehingga walaupun kata yg dibandingkan yaitu mu-annats, tetap isim tafdhiil nya mudzakkar mufrad.


2. isim tafdhiil yg didepannya ditambah al ( ال ) harus mengikuti jenis kata sebelumnya (yg dibandingkan) dalam hal jumlah maupun gendernya.

Contoh:

- الزَّيْدَانِ الأَعِلَمَانِ غَائِبَانِ  = az-Zaidaani al-a'lamaani ghaa-ibaani.
Artinya = Dua Zaid yg lebih berpengetahuan se&g tidak ada.


3. Bentuk paling atau bentuk idhaafah, mengikuti jenis kata sebelumnya.

Contoh:

- الزَّيْدُوْنَ أَعْلَمُو القَوْمِ = az-Zaiduuna a'lamuu al-qaumi.
Artinya = Zaid (kumpulan orang yg berjulukan Zaid) yaitu orang yg paling berpengetahuan.

- مَرْيَمُ كُبْرَى النَّاسِ = Maryamu kubraa an-naasi.
Artinya = Maryam yaitu orang tertua.


4. Isim tafdhiil sanggup juga dibuat dari penambahan kata أَشَدُّ (asyaddu) atau أَكْثَرُ (aktsaru) sebelumnya.

Contohnya:

- هُوَ أَشَدُّ عَرْجًا مِنْ زَيْدٍ = huwa asyaddu 'arjan min Zaidin.
Artinya = Dia lebih lemah daripada Zaid.

- هُوَ أَكْثَرُ اِجْتِهَادًا مِنْ زَيْدٍ = Huwa aktsaru ijtihaa& min zaidin.
Artinya = Dia lebih rajin daripada Zaid.

Penjelasan kalimat:

- Setelah aktsaru atau asyaddu isimnya menjadi manshuub.

Dari hukum itu, maka arjan & ijtihaa& yaitu manshuub.