Minggu, 18 Februari 2024

Hijrah Nabi –shallallahu 'alaihi wasallam- (Bagian 1)

22.11

Hijrah Nabi –shallallahu 'alaihi wasallam- (Bagian 1)

Tatkala keputusan keji untuk membunuh Nabi –shallallahu 'alaihi wasallam- telah diambil, turunlah malaikat Jibril –'alaihissalam- membawa wahyu Rabbnya, memberitahukan kepada beliau perihal persekongkolan kaum Quraisy tersebut, dan izin Allah kepada beliau untuk berhijrah meninggalkan Makkah. Kemudian Jibril menentukan momen hijrah tersebut seraya berkata: malam ini kamu jangan berbaring di tempat tidur yang biasanya.

Nabi –shallallahu 'alaihi wasallam- bertolak ke kediaman Abu Bakar di tengah terik matahari untuk bersama-sama menyepakati tahapan hijrah. Aisyah –radhiyallahu 'anha- berkata: ketika kami sedang duduk-duduk di kediaman Abu Bakar pada siang hari nan terik, tiba-tiba seseorang berkata kepadanya: ini Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- datang dengan menutup wajahnya dengan kain di waktu yang tidak biasa beliau mendatangi kita.

Abu Bakar berkata: ayah dan ibuku sebagai tebusan untuknya! Demi Allah! Beliau tidak datang di waktu-waktu seperti ini kecuali ada hal penting.

Aisyah melanjutkan: lalu Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam datang dan meminta izin masuk, lantas diizinkan dan beliau pun masuk. Kemudian Raulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- berkata kepada Abu Bakar: keluarkan orang-orang yang berada di sisimu!

Abu Bakar menjawab: mereka tidak lain adalah keluargamu wahai Rasululah!

Beliau berkata lagi: sesungguhnya aku telah diizinkan untuk pergi berhijrah.

Abu Bakar berkata: engkau minta aku menemanimu wahai Rasulullah?

Beliau menjawab: ya.

Dan setelah disepakati rencana hijrah tersebut, Rasulullah pulang ke rumahnya menunggu datangnya malam.

Blokade Terhadap Kediaman Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam-

Para penjahat kelas kakap Quraisy menggunakan waktu siang mereka untuk mempersiapkan diri guna melaksanakan rencana yang telah digariskan berdasarkan kesepakatan Parlemen Makkah Darun Nadwah pada pagi harinya.

Untuk eksekusi tersebut dipilihlah 11 orang pemuka mereka, yaitu:

1.       Abu Jahal bin Hisyam

2.       Al-Hakam bin Abil Ash

3.       Uqbah bin Abi Mu'ith

4.       An-Nadhar bin al-Harist

5.       Umayyah bin Khalaf

6.       Zam'ah bin al-Aswad

7.       Tha'imah bin Adi

8.       Abu Lahab

9.       Ubay bin Khalaf

10.   Nabih bin al-Hajjaj

11.   Munabbih bin al-Hajjaj, saudaranya Nabih.

Ibnu Ishaq berkata: tatkala malam telah gelap, mereka pun berkumpul di depan pintu rumah beliau untuk mengintai kapan beliau bangun sehingga dapat menyergapnya.

Kebiasaan yang selalu dilakukan Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- adalah tidur di permulaan malam dan keluar menuju Masjid Haram setelah pertengahan malam atau dua pertiganya untuk shalat di sana.

Mereka percaya dan yakin benar bahwa persekongkolan keji kali ini akan membuahkan hasil. Hal ini membuat Abu Jahal berdiri tegak dengan penuh keangkuhan dan kesombongan. Dia berkata kepada para rekannya yang ikut memblokade dengan nada mengejek dan merendahkan: sesungguhnya Muhammad mengklaim bahwa jika kalian mengikuti ajarannya niscaya kalian akan dapat menjadi raja bangsa Arab dan non Arab sekaligus. Kemudian kelak kalian akan dibangkitkan setelah mati, lalu diciptakan bagi kalian surga-surga seperti suasana kebun-kebun di negeri al-Urdun (Yordania). Jika kalian tidak mau melakukannya, maka dia akan menyembelih kalian, kemudian kalian dibangkitkan setelah mati, lalu dijadikan bagi kalian neraka yang akan membalas kalian.

Waktu pelaksanaan persekongkolan tersebut adalah setelah pertengahan malam saat beliau biasa keluar dari rumah. Mereka melewati malam tersebut dengan penuh kewaspadaan seraya menunggu pukul 00.00. akan tetapi Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, di tanganNya lah urusan langit dan bumi, Dia melakukan apa yang dikehendakiNya, Dialah yang Maha Melindungi dan tidak ada yang dapat melindungi dari azabNya. Dia telah menetapkan janji yang telah difirmankanNya kepada Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- setelah itu yang berbunyi:

Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu, mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (al-Anfal: 30).