Berbagai Pelecehan Terhadap Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- bagian 2
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud –radhiyallahu 'anhu- bahwa suatu hari Nabi –shallallahu 'alauhu wasallam- pernah melakukan shalat di sisi Ka'bah sedangkan Abu Jahal dan rekan-rekannya tengah duduk-duduk, sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain: siapa di antara kalian yang punya keberanian membawa kotoran unta Bani Fulan lalu menumpahkannya ke punggung Muhammad saat dia sedang sujud? Maka bangkitlah sosok yang paling sesat di antara mereka, Uqbah bin Abi Mu'ith. Dia membawa kotoran tersebut sambil memperhatikan gerak-gerik Nabi Muhammad –shallallahu 'alaihi wasallam. Tatkala beliau beranjak sujud kepada Allah, dia menumpahkan kotoran tersebut ke atas punggungnya antara kedua bahunya. Aku (Ibnu Mas'ud) hanya dapat memandangi hal itu tanpa mampu berbuat apa-apa, andai saja saat itu aku mempunyai kekuatan. Lalu mereka tertawa terbahak-bahak sambil memiringkan badan satu sama lainnya dengan penuh kesombongan dan keangkuhan, sementara Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam masih sujud. Beliau tidak mengangkat kepalanya hingga Fathimah datang dan membuang kotoran tersebut dari punggung beliau, barulah beliau mengangkat kepala, kemudian berdo'a: ya Allah berilah balasan kepada kaum Quraisy tersebut. Beliau mengucapkannya tiga kali. Do'a ini membuat dada mereka sesak. Mereka beranggapan bahwa do'a yang dipanjatkan di Makkah pasti terkabul. Kemudian beliau melanjutkan do'anya tersebut, dengan menyebut nama mereka satu persatu: ya Allah binasakanlah Abu Jahal, Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, al-Walid bin Utbah, Umayyah bin Khalaf, Uqbah bin Abi Mu'ith, -ketika menyebut nama orang ketujuh Ibnu Mas'ud tidak mengingatnya- selanjutnya Ibnu Mas'ud berkata: Demi Dzat yang jiwaku di tanganNya! Sungguh aku telah melihat orang-orang yang disebut satu persatu oleh Rasulullah –shallallanu 'alaihi wasallam- tersebut dijebloskan dalam keadaan tewas mengenaskan ke dalam sumur Badar.
Adapun nama orang yang ketujuh tersebut sebenarnya adalah Imarah bin al-Walid.
Berbeda lagi dengan perlakuan
Umayyah bin Khalaf; bila melihat Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- dia
langsung mengumpat dan mencelanya. Karenanya turunlah terhadapnya ayat:
Celakalah bagi setiap pengumpat lagi
pencela (al-Humazah:1)
Ibnu Hisyam berkata: makna
al-Humazah adalah orang yang mencemooh seseorang secara terang-terangan dan
tanpa ditutup-tutupi, memain-mainkan kedua matanya sambil mengedipkannya. Sedangkan
makna al-Lumazah adalah orang yang mencela manusia secara sembunyi-sembunyi dan
menyakiti hati mereka.