Jumat, 19 Januari 2024

Kaum Quraisy Berupaya Menghubungi Orang-orang Yahudi

01.06

 Kaum Quraisy Berupaya Menghubungi Orang-orang Yahudi

Setelah semua perundingan, negosiasi dan kompromi yang diajukan oleh kaum musyrikin mengalami kegagalan, jalan-jalan yang membentang di hadapan mereka seakan gelap gulita. Mereka bingung apa yang harus dilakukan, hingga salah seorang dari mereka berdiri tegak, yaitu an-Nadhar bin al-Harits seraya menasihati mereka: wahai kaum Quraisy, demi Allah! Sungguh urusan yang kalian hadapi saat ini tidak ada lagi jalan keluarnya. Di masa mudanya Muhammad adalah orang yang paling kalian ridhai, paling jujur ucapannya diantara kalian, dan paling kalian agungkan amanatnya, hingga akhirnya sekarang kalian melihat uban tumbuh di kedua sisi kepalanya dan membawa apa yang dibawanya kepada kalian. Kemudian kalian mengatakan bahwa dia adalah tukang sihir. Demi Allah! Dia bukanlah tukang sihir. Kita telah melihat para tukang sihir dan jenis-jenis sihir mereka, sedangkan yang dikatakannya bukanlah jenis hembusan ataupun buhul-buhul mereka. Lalu kalian katakan dia adalah seorang dukun. Demi Allah! Dia bukanlah seorang dukun. Kita telah melihat bagaimana para dukun, sedangkan yang dikatakannya bukan seperti komat-kamit atau pun mantera-mantera para dukun. Lalu kalian katakan lagi bahwa dia adalah seorang penyair. Demi Allah! Dia bukan seorang penyair. Kita telah mengetahui semua bentuk syair, sedangkan yang dikatakannya bukanlah syair. Lalu kalian katakan bahwa dia adalah seorang yang gila. Demi Allah! Dia bukan seorang yang gila. Kita telah mengetahui esensi gila dan telah mengenalnya, sedangkan yang dikatakannya bukan dalam kategori gila, kerasukan atau pun was-was sebagaiman kondisi kegilaan tersebut. Wahai kaum Quraisy! Perhatikanlah  urusan kalian, demi Allah! Sesungguhnya kalian telah menghadapi masalah yang serius.

Ketika itulah kaum Quraisy memutuskan untuk menghubungi orang-orang Yahudi guna memastikan kelanjutan dari perihal Muhammad –shallallahu 'alaihi wasallam- maka mereka menunjuk an-Nadhar bin al-Harits untuk pergi menemui orang-orang Yahudi di Madinah bersama dua orang lainnya. Ketika mereka tiba di sana, para pemuka agama Yahudi (Ahbar) berkata kepada mereka: tanyakan kepadanya (Muhammad) tiga hal; jika dia dapat memberitahukannya maka dia memang Nabi yang diutus, dan jika tidak, maka dia hanyalah orang yang berbicara dusta. Tanyakan kepadanya tentang sekelompok pemuda yang sudah pergi pada masa lampau, bagaimana kisah mereka? Karena sesungguhnya cerita tentang mereka amatlah menakjubkan. Tanyakan juga kepadanya tentang seorang laki-laki pengelana yang menjelajahi dunia hingga ke belahan timur bumi dan belahan baratnya, bagaimana kisahnya? Terakhir, tanyakan kepadanya tentang apa itu ruh?

Setibanya di Makkah an-Nadhar bin al-Harist berkata: kami datang kepada kalian dengan membawa pemisah apa yang terjadi antara kita dan Muhammad. Lalu dia memberitahukan mereka perihal apa yang dikatakan oleh orang-orang Yahudi. Setelah itu orang-orang Quraisy bertanya kepada Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- tentang tiga hal tersebut, maka setelah beberapa hari turunlah surat al-Kahfi yang di dalamnya terdapat kisah tentang sekelompok pemuda tersebut, yakni Ashhabul Kahfi dan kisah seorang pengelana, yakni Dzul Qarnain. Demikian pula turunlah jawaban tentang ruh dalam surat al-Isra. Ketika itu jelaslah bagi kaum Quraisy bahwa beliau –shallallahu 'alaihi wasallam- berada dalam kebenaran dan kejujuran, namun orang-orang zhalim lebih memilih kekufuran.