Jumat, 12 Januari 2024

Metode-Metode yang Digunakan Kafir Quraisy dalam Menghadang Dakwah Islamiyah

14.11

 

Metode-Metode yang Digunakan Kafir Quraisy dalam Menghadang Dakwah Islamiyah

Manakala kaum Quraisy telah menyelesaikan ritual haji, mereka segera memikirkan metode-metode yang akan digunakan dalam menghabisi dakwah islamiyah di sarangnya, lalu mereka memilih beberapa metode berikut:


1.       Menyindir, menghina, mengejek mendustakan dan menertawakan

Target mereka adalah menghinakan kaum Muslimin dan melemahkan semangat juang mereka. Mereka menuduh Nabi –shallallahu 'alaihi wasallam- dengan tuduhan-tuduhan yang kerdil dan celaan-celaan yang nista; menjuluki beliau sebagai orang gila dah tukang sihir sebagaimana dalam firmanNya:

Dan mereka berkata: Hai orang yang diturukan kepadanya adz-Dzikr (al-Qur'an) sesungguhnya engkau adalah orang yang benar-benar gila. (al-Hijr: 6)

Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (Rasul) dari kalangan mereka. Dan orang-orang kafir berkata: ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta. (ash-Shad: 4)

2.       Mencemarkan citra ajaran-ajaran yang dibawanya, menebarkan syubhat-syubhat, tuduhan dusta, menyiarkan statement-statement yang keliru seputar ajaran-ajaran, diri dan pribadi beliau.

Tindakan tersebut mereka maksudkan untuk tidak memberi kesempatan kepada orang-orang awam untuk merenungi dakwahnya, mereka selalu berkata tentang al-Qur'an, sebagaimana dalam firmanNya:

Dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang (al-Furqan: 5)

Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaumnya yang lain (al-Furqan:5)

3.       Menghalangi orang-orang agar tidak dapat mendengarkan al-Qur'an dan mengimbanginya dengan dongengan-dongengan orang-orang dahulu serta menyibukkan mereka dengan hal itu

Disebutkan bahwa an-Nadhar bin al-Harits pergi ke Hirah. Di sana dia belajar cerita-cerita tentang raja-raja Persia, cerita-cerita tentang Rustum dan Asvandiar, jika Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- duduk di suatu majelis dalam rangka berwasiat tentang Allah dan mengingatkan manusia akan pembalasanNya, maka seusai beliau –shallallahu 'alaihi wasallam- melakukan hal itu, an-Nadhar berbicara kepada orang-orang seraya berkata: Demi Allah ucapan Muhammad tersebut tidaklah lebih baik dari ucapanku ini. Kemudian dia mengisahkan kepada mereka cerita raja-raja Persia, Rustum dan Asvandiar. Setelah itu, dia berceloteh: jadi berdasarkan apa ucapan Muhammad bisa lebih bagus dari ucapan aku ini?

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa an-Nadhar membeli seorang budak perempuan, maka setiap ia mendengar ada seseorang yang tertarik terhadap Islam, dia segera menggandengnya menuju budak perempuannya tersebut lalu berkata (kapada budak perempuannya): hidangkanlah untuknya makanan serta bernyanyilah untuknya. Ini adalah lebih baik dari apa yang ditawarkan oleh Muhammad kepadamu. Maka turunlah ayat mengenai dirinya, Allah –subhanahu wata'ala berfirman:

Dan di antara manusia (ada) yang mrmpergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah. (Luqman: 6)