Kamis, 18 Januari 2024

Para Petinggi Quraisy Ingin Berunding dengan Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- Sementara Abu Jahal Ingin Menghabisinya

20.25

 Para Petinggi Quraisy Ingin Berunding dengan Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- Sementara Abu Jahal Ingin Menghabisinya

Harapan Quraisy untuk berunding tidak terhenti sebatas jawaban dari beliau –shallallahu 'alaihi wasallam, karena jawaban tersebut tidak secara terang menolak atau menerima. Untuk itu mereka bermusyawarah, lalu berkumpul di depan Ka'bah setelah matahari terbenam. Lalu mengirim utusan untuk mengajak Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam bertemu di sana. Tatkala beliau datang ke sana, mereka kembali mengajukan tawaran yang sama seperti yang diajukan oleh Utbah sebelumnya. Disini beliau menjelaskan bahwa dirinya tidak bisa melakukan hal itu, sebab sebagai Rasul beliau hanyalah menyampaikan risalah Rabbnya. Jika mereka menerima, maka mereka akan beruntung di dunia dan akhirat, dan jika tidak, beliau akan bersabar hingga Allah yang akan memutuskannya.

Lantas mereka meminta beliau untuk membuktikan dengan beberapa tanda, diantaranya; agar beliau memohon kepada Rabbnya membuat gunung-gunung bergeser dari mereka, membentangkan negeri-negeri untuk mereka, mengalirkan sungai-sungai serta menghidupkan orang-orang yang telah mati hingga mereka mau mempercayainya. Namum beliau menjawabnya seperti jawaban sebelumnya.

Mereka juga meminta beliau agar memohon kepada Rabbnya untuk mengutus seorang malaikat yang membenarkan (kerasulan) beliau, menyediakan taman-taman, harta terpendam serta istana yang tebuat dari emas dan perak untuknya, namun beliau tetap menjawab seperti jawaban sebelumnya.

Bahkan mereka menantang beliau agar mendatangkan azab dengan cara menimpakan kepingan-kepingan langit ke atas mereka, beliau menjawab,hal itu semua merupakan kehendak Allah; jika Dia berkehendak maka Dia akan menjatuhkannya.

Menanggapi jawaban itu mereka malah membantah dan mengancam beliau. Akhirnya beliau pulang dengan hati teriris sedih.

Tatkala Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam berlalu, Abu Jahal dengan sombongnya berkata kepada kaum Quraisy, wahai kaum Quraisy! Sesungguhnya Muhammad sebagaimana yang telah kalian saksikan hanya ingin mencela agama dan nenek moyang kita, menuduh kita menyimpang dari kebenaran, serta mencaci tuhan-tuhan kita. Sungguh aku berjanji atas nama Allah untuk duduk di dekatnya dengan membawa batu besar yang mampu aku angkat dan aku akan menghempaskannya ke atas kepalanya saat dia sedang sujud dalam shalatnya. Maka setelah itu, kalian hanya memiliki dua pilihan; menyerahkanku atau melindungiku. Dan setelah hal itu terjadi, silahkan Bani Abdi Manaf berbuat apa saja yang mereka mau.

Mereka menjawab: demi Allah! Sekali-kali kami tidak akan pernah menyerahkanmu pada sesuatu pun. Lakukanlah apa yang engkau inginkan.

Pada pagi harinaya, Abu Jahal rupanya benar-benar mengambil batu besar sebagaimana yang dia katakan, kemudian duduk sambil menunggu kedatangan Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam-. Tak berapa lama, Rasulullah pun datang sebagaimana biasanya. Lalu beliau melakukan shalat sedangkan kaum Quraisy juga sudah datang dan duduk di tempat mereka biasa berkumpul sambil menunggu apa yang akan dilakukan oleh Abu Jahal. Manakala Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam sedang sujud, Abu Jahal pun mengangkat batu tersebut kemudian berjalan menuju ke arah beliau hingga jaraknya sangat dekat sekali. Akan tetapi anehnya, dia justru berbalik mundur, wajahnya pucat pasi ketakutan. Kedua tangannya sudah tak mampu lagi menahan beratnya batu hingga dia melemparnya. Menyaksikan kejadian itu, para pemuka Quraisy segera menyongsongnya seraya bertanya: ada apa denganmu wahai Abul Hakam?

Aku sudah berdiri menuju ke arahnya untuk melakukan apa yang telah aku katakan kepada kalian semalam, namun ketika aku mendekatinya seakan ada unta jantan yang menghalangiku. Demi Allah! Aku belum pernah melihat unta jantan yang lebih menakutkan darinya, baik rupanya, lehernya atau pun taringnya. Binatang itu ingin memangsaku. Katanya

Ibnu Ishaq berkata: disebutkan kepadaku bahwa Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda: itu adalah Jibril –alaihissalam-. Andai dia (Abu Jahal) mendekat pasti akan disambarnya.