Minggu, 14 Januari 2024

Trik Kaum Musyrikin untuk Memperdaya Kaum Muslimin yang Berhijrah ke Habasyah

20.41

 

Trik Kaum Musyrikin untuk Memperdaya Kaum Muslimin yang Berhijrah ke Habasyah

Kaum musyrikin merasa tidak senang ketika kaum Muslimin yang berhijrah ke Habasyah mendapatkan tempat berlindung bagi diri dan agama mereka. Oleh karena itu mereka mengutus dua orang pilihan yang dikenal sebagai orang yang telah teruji lagi cerdik, yaitu Amr bin al-Ash dan Abdullah bin Rabi'ah –sebelum keduanya masuk islam-. 

Mereka berdua membawa titipan hadiah yang menggiurkandari pemuka Quraisy untuk an-Najasyi dan para uskupnya. Mereka mempersembahkan hadiah tersebut kepada para uskup terlebih dahulu sambil membekali mereka beberapa alasan yang dapat menyebabkan kaum Muslimin dapat terusir dari Habasyah. Setelah para uskup menyetujui untuk mengangkat permintaan keduanya tersebut kepada an-Najasyi agar mengusir kaum Muslimin, keduanya langsung menghadap sang raja, menyerahkan beberapa hadiah kepadanya, lalu berbicara dengannya. Keduanya berkata: wahai baginda raja!  Sesungguhnya sekelompok orang yang memasuki negeri baginda sebagai orang asing. Mereka telah meninggalkan agama kaum mereka, sekali pun begitu mereka juga tidak menganut agama baginda, bahkan mereka membawa agama baru yang tidak kami ketahui, demikian juga dengan baginda. Di antara orang yang mengutus kami tersebut ada yang merupakan pemuka kaum mereka, baik itu orang tua, paman-paman serta keluarga besar suku mereka, agar baginda mengembalikan para pendatang ini kepada mereka. Tentunya mereka lebih banyak memantau tindak tanduk para pendatang tersebut, lebih mengetahui cela mereka, dan telah menegur mereka dalam hal ini.

Para uskup serta-merta menimpali: benar apa yang dikatakan oleh keduanya wahai baginda raja, serahkanlah mereka kepada keduanya, agar keduanya membawa mereka pulang ke kaum dan negeri mereka.

Akan  tetapi an-Najasyi berpandangan bahwa masalah ini perlu ada kejelasan dan perlu mendengarkan dari kedua belah pihak sekaligus. Lalu dia mengutus orang untuk menemui kaum Muslimin dan mengundang mereka untuk hadir. Mereka pun hadir, setelah sebelumnya bersepakat akan mengatakan sejujur-jujurnya apa pun yang akan terjadi.