Sabtu, 10 Februari 2024

Duta Islam Pertama di Madinah

18.34

 Duta Islam Pertama di Madinah

Setelah bai'at rampung dan musim haji berlalu, Nabi –shallallahu 'alaihi wasallam- mengutus seorang duta pertama di Madinah bersama para pembai'at tersebut, guna  mengajarkan syari'at Islam kepada kaum Muslimin di sana, memberikan pemahaman tentang agama Islam serta bergerak menyebarkan Islam di kalangan mereka yang masih dalam kesyirikan.

Untuk itu beliau memilih seorang pemuda Islam yang merupakan salah seorang dari orang-orang yang pertama-tama masuk Islam, yaitu Mus'ab bin Umair al-Abdari -radhiyallahu anhu-.

Ketika tiba di Madinah, Mush'ab singgah terlebih dahulu ke kediaman As'ad bin Zurarah, lalu keduanya menyebarkan Islam kepada para penduduk Yatsrib dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat. Mush'ab dikenal sebagai Muqri' (orang yang ahli mengaji dan bacaannya merdu).

Salah satu kisah kesuksesan yang amat menawan dari dirinya adalah saat suatu hari As'ad bin Zurarah mengajaknya ikut serta menuju perkampungan Bani Abdul Asyhal dan perkampungan Bani Zhufr. Keduanya lantas memasuki sebuah kebun milik Bani Zhufr dan duduk-duduk di tepi sebuah sumur yang disebut Maraq. Ketika itu beberapa orang dari kaum Muslimin berkumpul ke tempat mereka berdua, saat itu Sa'ad bin Mu'adz dan Usaid bin Hudhair yang merupakan pemimpin kaum mereka dari Bani Abdul Asyhal masih dalam kesyirikan. Tatkala keduanya mendengar perihal kaum Muslimin tersebut, berkatalah Sa'ad kepada Usaid:  pergilah menuju kedua orang yang sudah datang untuk membodohi kaum lemah di antara kita, lalu berilah keduanya pelajaran serta laranglah mereka datang ke perkampungan kita ini. Sesungguhnya  As'ad bin Zurarah itu adalah anak bibiku, andaikata bukan karena ikatan itu niscaya aku sendirilah yang membereskannya.

Lalu Usaid mengambil tombaknya dan pergi menemui Mush'ab bin Umair dan As'ad bin Zurarah. Ketika itu As'ad melihatnya, dia berkata kepada Mush'ab: ini adalah pemimpin kaumnya, dia telah datang kepadamu, karena itu tunjukanlah kebenaran dari Allah kepadanya.

Mush'ab berkata: bila dia mau duduk aku pasti berbicara kepadanya.

Usaid datang lalu berdiri di hadapan keduanya seraya mengumpat dan berkata: apa yang kalian berdua bawa kepada kami? Kalian mau membodohi orang-orang lemah di kalangan kami? Menjauhlah dari kami, jika kalian berdua masih memerlukan nyawa kalian!

Mush'ab berkata: sudikah kiranya anda duduk dulu lalu mendengar; jika anda berkenan silahkan anda terima, jika anda tidak berkenan, cegahlah apa yang tidak anda sukai itu dari diri anda.

Dia membalas: baiklah aku setuju.

Lalu dia menancapkan tombaknya dan duduk. Kemudian Mush'ab berbicara kepadanya tentang Islam dan membacakan ayat-ayat al-Qur'an. Lantas Usaid berkomentar: demi Allah! Sungguh kami sudah dapat mengenal Islam dari wajahnya yang berseri dan bersinar sebelum dia berbicara. Kemudian dia meneruskan: alangkah indahnya dan alangkah bagusnya hal ini, lalu apa yang kalian perbuat bila kalian ingin masuk ke dalam agama ini?

Keduanya berkata: anda mandi, membersihkan pakaian anda, lalu mengucapkan syahadat dengan Syahadat al-Haq, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat.

Dia lalu berdiri, mandi, membersihkan pakaiannya, bersyahadat dan megerjakan shalat dua rakaat, kemudian berkata: sesungguhnya aku ini berada di bawah misi seorang laki-laki yang bila dia mengikuti kalian berdua, tidak ada seorang pun dari kaumnya yang akan berani membelakanginya. Aku akan membimbingnya (Sa'ad bin Mu'adz) kepada kalian berdua sekarang.

Kemudian dia berlalu dan membawa tombaknya menuju Sa'ad yang berada di tengah kaumnya dan sedang duduk-duduk di tempat mereka berkumpul.

Melihat kedatangan Usaid, Sa'ad berkata: aku bersumpah demi Allah! Sungguh dia telah datang dengan penampilan yang amat berbeda dengan sebelum dia meninggalkan kalian tadi.

Tatkala Usaid berdiri di tengah mereka Sa'ad berkata kepadanya: apa gerangan yang telah kau lakukan?

Dia menjawab: aku telah berbicara kepada kedua orang tersebut, demi Allah! Aku tidak melihat ada masalah dengan keduanya. Aku telah melarang keduanya, bahkan keduanya berkata: kami akan melakukan apa yang engkau inginkan. Aku telah diberitahu bahwa Bani Haritsah telah pergi menuju As'ad bin Zurarah untuk membunuhnya dengan tujuan untuk mempermalukanmu, hal ini mereka lakukan karena mereka sudah mengetahui bahwa dia adalah anak bibimu. Sa'ad berdiri dengan penuh emosi mendengar apa yang diceritakan kepadanya, lalu dia mengambil tombaknya dan pergi menyongsong Mush'ab dan As'ad. Maka tatkala dia melihat keduanya dalam kondisi tenang-tenang saja, pahamlah dia bahwa Usaid hanya bermaksud agar dirinya mendengarkan sesuatu dari keduanya. Dia pun berdiri di hadapan keduanya sambil mengumpat dan berkata kepada As'ad bin Zurarah: demi Allah! Wahai Abu Umamah! Andaikata tidak ada ikatan kekerabatan antara engkau dan aku, pasti dia tidak akan aku biarkan lepas dariku, engkau akan menyelubungi kami dengan sesuatu yang kami tidak sukai di perkampungan kami ini?

Mus'ab berkata kepada Sa'ad bin Mu'adz: sudikah kiranya anda duduk dulu mendengarkan? Jika anda berkenan anda boleh terima, dan jika anda tidak berkenan kami akan menjauhkan darimu apa yang tidak anda sukai itu.

 Dia berkata: baiklah aku setuju. Lalu dia menancapkan tombaknya dan duduk.

Mush'ab mulai memaparkan kepadanya tentang Islam dan membacakan ayat al-Qur'an.

Sa'ad berkata: demi Allah! Kami sudah mengenal Islam di wajahnya yang berseri-seri dan bersinar sebelum dia berbicara. Kemudian dia bertutur lagi: apa yang kalian lakukan bila kalian hendak masuk Islam?

Keduanya menjawab: anda mandi, membersihkan pakaian, kemudian mengucapkan syahadat dengan Syahadat al-Haq kemudian mengerjakan shalat dua rakaat. Maka dia pun melakukan hal itu.

Setelah itu dia meraih tombaknya lalu beranjak menuju tempat kaumnya berkumpul. Tatkala mereka melihatnya, berkatalah mereka: demi Allah! Sungguh dia telah pulang dengan penampilan yang berbeda dengan saat pergi tadi.

Ketika Sa'ad sudah berdiri di hadapan mereka dia berkata: wahai Bani Abdul Asyhal! Bagaimanakah pendapat kalian terhadap diriku?

Mereka menjawab: anda pemimpin kami, orang yang paling utama pendapatnya di antara kami.

Dia berkata lagi: susungguhnya haram bagiku berbicara kepada kaum laki-laki dan kaum wanita di kalangan kalian hingga kalian beriman kepada Allah dan RasulNya.

Maka tidak ada seorang pun dari mereka baik laki-laki maupun perempuan melainkan menjadi Muslim dan Muslimah kecuali seorang yang bernama al-Ushairim, dia terlambat masuk Islam hingga saat perang Uhud, dia baru masuk Islam ketika itu, kemudian dia ikut berperang dan terbunuh, padahal dia belum sempat sujud satu kali pun kepada Allah –azza wajalla-.

Nabi –shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda mengomentarinya: dia hanya berbuat sedikit namun diberi pahala banyak.

Mus'ab masih tinggal di rumah As'ad bin Zurarah guna mengajak manusia untuk masuk Islam, hingga hasilnya tidak satu kabilah pun dari kabilah-kabilah Anshar kecuali di dalamnya terdapat laki-laki dan perempuan yang telah masuk Islam. Dalam hal ini hanya kabilah Bani Umayyah bin Zaid, Khathmah dan Wa'il yang belum. Hal ini disebabkan karena ada seorang penyair mereka yang bernama Qais bin al-Aslat yang menghalang-halangi keislaman mereka, sementara mereka amat menaati perintahnya. Barulah pada perang Khandaq tahun ke 5 Hijriyah mereka masuk Islam.

Sebelum memasuki musim haji berikutnya yakni tahun ke 13 kenabian, Mush'ab bin Umair kembali ke Makkah dengan membawa sekian laporan kesuksesan kepada Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam-. Dia menceritakan kepada beliau perihal kabilah-kabilah di Yatsrib, di mana mereka memeiliki kecenderungan pada kebaikan dan tersimpan pada mereka sumber kekuatan dan mental baja.