Sabtu, 06 Januari 2024

Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- Menggembala Kambing dan Berdagang ke Negeri Syam

14.45

 

Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam-  Menggembala Kambing dan Berdagang ke Negeri Syam

Di permulaan masa mudanya Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam tidak memiliki pekerjaan tetap, namun banyak riwayat yang menyebutkan bahwa beliau bekerja sebagai penggembala kambing, dan menggembalakannya di perkampungan kabilah Bani Sa'ad.Disebutkan juga, bahwa beliau mengembalakan kambing millik penduduk Makkah dengan upah harian sebesar beberapa qirat (bangian dari uang dinar). selain itu, juga disebutkan ketika berusia 25 tahun beliau pergi berdangang ke negeri Syam dengan modal dari khadijah –radiallahuanha-.



Ibnu Ishaq berkata: "khadijah binti khuwailid adalah seorang saudagar wanita keturunan bangsawan dan kaya-raya. Dia mempekerjakan tenaga laki-laki dan melakukan sistem bagi hasil terhadap harta (modal) tersebut sebagai keuntungan untuk mereka nantinya. sampai ke telinga khadijah perihal kejujuran bicara, amanah dan akhlak Rasulullah –sallallahu 'alaihi wasallam- yang mulia, dia mengutus seseorang untuk menemuinya dan menawarkan kepadanya untuk memperdangangkan harta miliknya tersebut ke negeri Syam dengan imbalan yang paling istimewa yang tidak pernah diberikan kepada para pendangang lainya dengan didampingi seorang budak laki-laki milik khadijah yang bernama Maisarah. Beliau menerima tawaran tersebut dan berangkat dengan barang-barang dangangan Khadijah, bersama budak tersebut hingga sampai di negeri Syam.

Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- Menikah dengan Khadijah

Ketika beliau baru pulang ke Makkah dan Khadijah melihat betapa amanahnya beliau terhadap harta yang diserahkan kepadanya, begitu juga dengan keberkahan dari hasil perdagangan yang belum pernah didapatinya sebelum itu, ditambah lagi informasi dari budaknya, Maisarah perihal budi pekerti beliau nan demikian manis, sifat-sifat yang mulia, ketajaman berpikir, cara berbicara yang jujur dan cara hidup yang penuh amanah, maka dia seakan menemukan apa yang didambakannya selama ini (yakni, calon pendamping idaman). Padahal, banyak sekali para pemuka dan kepala suku yang demikian antusias untuk menikahinya, namun semuanya dia tolak. Akhirnya dia menyampaikan curahan hatinya kepada teman wanitanya, Nafisah binti Muniyah yang kemudian bergegas menemui Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- dan menyampaikan rahasia tersebut kepadanya seraya menganjurkan agar beliau menikahi Khadijah. Beliau pun menyutujuinya dan merundingkan hal tersebut dengan paman-pamannya.

Kemudian meraka mendatangi paman Khadijah untuk melamarnya untuk beliau. Tak berapa lama setelah itu pernikahan pun dilangsungkan. Akad tersebut dihadiri oleh Bani Hasyim dan para pemimpin suku Mudhar. Pernikahan tersebut berlangsung dua bulan setelah kepulangan beliau dari negeri Syam. Beliau menyerahkan mahar sebanyak dua puluh ekor unta muda. Ketika itu Kahadijah sudah berusia 40 tahun. Dia adalah wanita yang paling terhormat nasabnya, paling banyak hartanya, paling cerdas otaknya di kalangan kaumnya. Dia adalah wanita pertama yang dinikahi oleh Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam-, beliau tidak pernah memadunya dengan wanita lain hingga dia wafat.

Semua putra-putri beliau –shallallahu 'alaihi wasallam- berasal dari pernikahan beliau dengannya kecuali putra beliau, Ibrahim.

putra-putri beliau dari hasil perkawinan dengan Khadijah adalah:

1.Al-Qasim (dengan nama ini beliau dijuluki)

2..Zainab

3.Ruqayyah

4.Ummu Kultsum

5.Fathimah

6.Abdullah (julukannya adalah Ath-Thayyib {yang baik} dan Ath-Tahir {yang suci}.

Semua putra beliau meniggal di masa kanak-kanak sedangkan putri-putri beliau semuanya hidup pada masa islam dan memeluk islam serta ikut juga berhijrah, namun semuanya meninggal dunia semasa beliau masih hidup beliau –shallallahu 'alaihi wasallam- kecuali Fathimah –radhiyallahu 'anha- yang meninggal dunia enam bulan setelah beliau –shallallahu 'alaihi wasallam- wafat.