Minggu, 21 Januari 2024

Tahun Kesedihan

20.04

Tahun Kesedihan

Abu Thalib Wafat

Sakit yang dialami Abu Thalib semakin parah, maka tak lama setelah itu dia menemui ajalnya, tepatnya pada bulan Rajab tahun ke 10 kenabian,enam bulan setelah keluar dari syi'bnya.

Dalam Shahih al-Bukhari dari Sa'id bin al-Musayyib disebutkan bahwa ketika Abu Thalib dalam keadaan sekarat, Nabi Muhammad –shallallahu 'alaihi wasallam- mengunjunginya, sementara di waktu yang sama  di sisinya sudah berada Abu Jahal. Beliau –shallallahu 'alaihi wasallam- berkata pada pamannya: wahai pamanku! Ucapkanlah Laa ilaha illallah, kalimat yang akan aku jadikan hujjah untuk membelamu kelak di hadapan Allah.

Namun Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah memotong: wahai Abu Thalib! Sudah bencikah engkau terhadap agama Abdul Muththalib?

Keduanya terus mendesaknya demikian, hingga kalimat terakhir yang diucapkannya kepada mereka adalah: aku masih tetap dalam agama Abdul Muththalib.

Nabi –shallallahu 'alaihi wasallam berkata: sungguh aku akan memintakan ampunan untukmu selama aku tidak dilarang melakukannya, tetapi kemudian turunlah ayat:

Tidaklah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walau pun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni Neraka Jahanam. (at-Taubah: 113)

Demikian pula turun ayat yang berbunyi:

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi (al-Qashash: 56).

Kiranya tidak perlu dijelaskan lagi betapa penjagaan dan lindungan yang diberikan oleh Abu Thalib kepada Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam-. Dia adalah benteng tempat dakwah Islamiyah berlindung dari serangan para pembesar Quraisy, akan tetapi sayang dia tetap memilih agama nenek moyangnya sehingga sama sekali tidak membawanya meraih keberuntungan.

Dalam Shahih al-Bukhari dari al-Abbas bin Abdul Muththalib dia berkata kepada Nabi –shallallahu 'alaihi wasallam-: apa balasan yang engkau berikan kepada pamanmu, sesungguhnya dahulu dialah yang melindungimu dan berkorban untukmu? Beliau –shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: dia (Abu Talib) berada di neraka yang paling ringan, andaikata bukan karenaku niscaya dia sudah berada di neraka yang paling bawah.

Dari Abu Sa'id al-Khudri bahwasannya dia mendengar Nabi –shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda –ketika pamannya dibicarakan-: semoga saja syafa'atku bermanfaat baginya pada Hari Kiamat, lalu dia ditempatkan di neraka paling ringan yang (ketinggiannya) mencapai dua mata kaki (saja).