Rabu, 14 Februari 2024

Bai'at Aqabah Kedua/Bai'at Kubra (Bagian 3)

23.14

Bai'at Aqabah Kedua/Bai'at Kubra (Bagian 3)

Kaum Quraisy Mengajukan Protes Kepada Para Pemimpin Yatsrib

Ketika berita tersebut telah sampai ke telinga kaum Quraisy, terjadilah kegemparan di tengah mereka yang menimbulkan suasana tidak stabil dan kesedihan, karena mereka sangat mengetahui persis ekses yang akan disemai oleh baiat seperti itu dan akibatnya secara langsung terhadap diri dan harta mereka. Maka begitu pagi menyingsing, berangkatlah rombongan besar yang terdiri dari para pemimpin Makkah dan para penjahat kelas kakapnya menuju perkemahan penduduk Yatsrib guna mengajukan protes keras atas dilaksanakannya perjanjian itu. Mereka berkata: wahai khalayak suku Khazraj! Sesungguhnya telah sampai berita ke telinga kami bahwa kalian telah mendatangi teman kami ini (maksudnya adalah Nabi Muhammad) untuk kalian bawa keluar dari negeri kami dan membai'atnya dalam upaya menyerang kami. Dan sesungguhnya, demi Allah, tidak ada satu perkampungan pun dari perkampungan yang dihuni bangsa Arab yang lebih kami benci bergejolaknya perang antara kami dan mereka selain kalian.

Manakala kaum musyrikin suku Khazraj tidak tahu-menahu soal bai'at tersebut karena dilakukan dengan penuh rahasia dan di dalam kegelapan malam, maka mereka serta merta bangkit untuk bersumpah atas nama Allah bahwa : tidak terjadi hal seperti itu dan kami tidak mengetahuinya, hingga datanglah mereka menghadap Abdullah bin Ubay bin Salul yang langsung membantahnya dan berkata: ini berita bathil, tidak pernah terjadi, dan kaumku tidak akan ada yang berani lancang terhadapku seperti ini. Andaikata aku berada di Yatsrib niscaya kaumku tersebut tidak berani berbuat seperti itu terhadapku hingga menunggu perintahku dulu.

Sementara kaum Muslimin di kalangan mereka, satu sama lain saling memandang dan tutup mulut, tidak seorang pun dari mereka yang berbicara, menyanggah atau pun membenarkan.

Pada akhirnya para pemuka Quraisy lebih cenderung membenarkan keterangan kaum musyrikin, lalu pulang  dengan tangan hampa.

Kepastian Berita Bagi Kaum Quraisy dan Upaya Mengusir Para Peserta Bai'at

Para pemimpin Makkah pun pulang dalam kondisi hampir yakin terhadap kebohongan berita tersebut. Akan tetapi mereka masih melacak terus informasi tentangnya dan megkajinya secara seksama hingga akhirnya mereka yakin bahwa sebenarnya berita itu benar adanya dan pembai'atan benar-benar telah terjadi. Berita tersebut diketahui setelah para jama'ah haji pulang ke negeri mereka masing-masing. Pasukan berkuda kaum Quraisy bergegas mengejar orang-orang Yatsrib, namun semua ini ibarat nasi telah jadi bubur, hanya saja mereka masih sempat memergoki Sa'ad bin Ubadah dan al-Mundzir bin Amr, lalu langsung mengejar mereka. Terhadap al-Mundzir mereka tidak dapat berbuat banyak, sedangkan terhadap Sa'ad mereka berhasil menangkapnya, kemudian kedua tangannya diikat ke lehernya dengan tali tunggangannya, lalu mereka memukul, menyeret dan menjambak rambutnya hingga memasuki kota Makkah. Tak berapa lama datanglah al-Muth'im bin Adi dan al-Harits bin Harb bin Umayyah kemudian membebaskannya dari tangan mereka. Hal ini dapat terjadi karena Sa'ad pernah memberikan perlindungan kepada kafilah kedua orang tersebut tatkala lewat di Madinah. Merasa kehilangan jejak Sa'ad, kaum Anshar berunding untuk kembali menjemputnya, namun tiba-tiba dia sudah muncul di hadapan mereka sehingga akhirnya mereka meneruskan perjalanan hingga sampai ke Madinah.

Itulah Bai'at Aqabah kedua yang lebih dikenal dengan Bai'at Aqabah Kubra yang berlangsung dalam suasana yang diliputi rasa cinta, loyalitas, solidaritas antar sesama kaum Muslimin yang terpencar-pencar, saling percaya, keberanian dan kepahlawanan di dalam menempuh jalan ini. Seorang Mukmin dari kalangan penduduk Yatsrib amat empati terhadap saudaranya yang tertidas di Makkah, fanatik terhadapnya, murka terhadap orang yang menzhaliminya, seluruh persendian tubuhnya diliputi perasaan kasih terhadap saudaranya tersebut yang dia cintai dari kejauhan semata-mata karena Allah –ta'ala-.