
Bai'at Aqabah Kedua/Bai'at Kubra (Bagian 3)
Kaum Quraisy Mengajukan Protes
Kepada Para Pemimpin Yatsrib
Ketika berita tersebut telah sampai
ke telinga kaum Quraisy, terjadilah kegemparan di tengah mereka yang
menimbulkan suasana tidak stabil dan kesedihan, karena mereka sangat mengetahui
persis ekses yang akan disemai oleh baiat seperti itu dan akibatnya secara
langsung terhadap diri dan harta mereka. Maka begitu pagi menyingsing,
berangkatlah rombongan besar yang terdiri dari para pemimpin Makkah dan para
penjahat kelas kakapnya menuju perkemahan penduduk Yatsrib guna mengajukan
protes keras atas dilaksanakannya perjanjian itu. Mereka berkata: wahai
khalayak suku Khazraj! Sesungguhnya telah sampai berita ke telinga kami bahwa
kalian telah mendatangi teman kami ini (maksudnya adalah Nabi Muhammad) untuk
kalian bawa keluar dari negeri kami dan membai'atnya dalam upaya menyerang
kami. Dan sesungguhnya, demi Allah, tidak ada satu perkampungan pun dari
perkampungan yang dihuni bangsa Arab yang lebih kami benci bergejolaknya perang
antara kami dan mereka selain kalian.
Manakala kaum musyrikin suku Khazraj
tidak tahu-menahu soal bai'at tersebut karena dilakukan dengan penuh rahasia
dan di dalam kegelapan malam, maka mereka serta merta bangkit untuk bersumpah
atas nama Allah bahwa : tidak terjadi hal seperti itu dan kami tidak
mengetahuinya, hingga datanglah mereka menghadap Abdullah bin Ubay bin Salul
yang langsung membantahnya dan berkata: ini berita bathil, tidak pernah
terjadi, dan kaumku tidak akan ada yang berani lancang terhadapku seperti ini.
Andaikata aku berada di Yatsrib niscaya kaumku tersebut tidak berani berbuat
seperti itu terhadapku hingga menunggu perintahku dulu.
Sementara kaum Muslimin di kalangan
mereka, satu sama lain saling memandang dan tutup mulut, tidak seorang pun dari
mereka yang berbicara, menyanggah atau pun membenarkan.
Pada akhirnya para pemuka Quraisy
lebih cenderung membenarkan keterangan kaum musyrikin, lalu pulang dengan tangan hampa.
Kepastian Berita Bagi Kaum Quraisy
dan Upaya Mengusir Para Peserta Bai'at
Para pemimpin Makkah pun pulang
dalam kondisi hampir yakin terhadap kebohongan berita tersebut. Akan tetapi
mereka masih melacak terus informasi tentangnya dan megkajinya secara seksama
hingga akhirnya mereka yakin bahwa sebenarnya berita itu benar adanya dan
pembai'atan benar-benar telah terjadi. Berita tersebut diketahui setelah para
jama'ah haji pulang ke negeri mereka masing-masing. Pasukan berkuda kaum
Quraisy bergegas mengejar orang-orang Yatsrib, namun semua ini ibarat nasi
telah jadi bubur, hanya saja mereka masih sempat memergoki Sa'ad bin Ubadah dan
al-Mundzir bin Amr, lalu langsung mengejar mereka. Terhadap al-Mundzir mereka
tidak dapat berbuat banyak, sedangkan terhadap Sa'ad mereka berhasil
menangkapnya, kemudian kedua tangannya diikat ke lehernya dengan tali
tunggangannya, lalu mereka memukul, menyeret dan menjambak rambutnya hingga
memasuki kota Makkah. Tak berapa lama datanglah al-Muth'im bin Adi dan
al-Harits bin Harb bin Umayyah kemudian membebaskannya dari tangan mereka. Hal
ini dapat terjadi karena Sa'ad pernah memberikan perlindungan kepada kafilah
kedua orang tersebut tatkala lewat di Madinah. Merasa kehilangan jejak Sa'ad,
kaum Anshar berunding untuk kembali menjemputnya, namun tiba-tiba dia sudah
muncul di hadapan mereka sehingga akhirnya mereka meneruskan perjalanan hingga
sampai ke Madinah.
Itulah Bai'at Aqabah kedua yang
lebih dikenal dengan Bai'at Aqabah Kubra yang berlangsung dalam suasana yang
diliputi rasa cinta, loyalitas, solidaritas antar sesama kaum Muslimin yang
terpencar-pencar, saling percaya, keberanian dan kepahlawanan di dalam menempuh
jalan ini. Seorang Mukmin dari kalangan penduduk Yatsrib amat empati terhadap
saudaranya yang tertidas di Makkah, fanatik terhadapnya, murka terhadap orang
yang menzhaliminya, seluruh persendian tubuhnya diliputi perasaan kasih
terhadap saudaranya tersebut yang dia cintai dari kejauhan semata-mata karena
Allah –ta'ala-.