Jumat, 05 Januari 2024

Kelahiran Nabi -sallallahu alaihi wasallam-

00.24

 

Kelahiran Nabi -sallallahu alaihi wasallam-

Sayyidul mursalin, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dilahirkan di tengah kabilah besar, Bani Hasyim di kota Makkah pada hari Senin, tanggal 9 rabi'ul awwal pada tahun tragedi pasukan bergajah atau empat puluh tahun dari berlalunya kekuasaan Kisra Anusyirwan. Juga bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 april 571 M sesuai dengan analisis seorang ulama besar, Muhammad Sulaiman al-


Manshurfuri dan seorang astrolog (ahli ilmu falak), Mahmud Basya.

 Ibnu sa'ad meriwayatkan bahwa ibunda Rasullullah -sallallahu alaihi wasallam- pernah menceritakan, ketika aku melahirkannya, dari farajku (kemaluan-ku) keluarlah cahaya yang karenanya istana-istana negeri Syam tersinari." Imam Ahmad, ad-Darimi dan periwayat selain keduanya juga meriwayatkan versi yang hampir mirip dengan riawayat tersebut.

Sumber lainnya menyebutkan,telah terjadi irhashat (tanda-tanda awal yang menunjukkan akan diutusnya nabi). Ketika kelahiran beliau –shallallahu 'alaihi wasallam- di antaranya jatuhnya empat belas beranda istana kekaisaran Persia, padamnya api yang biasa disembah oleh kaum Majusi dan robohnya gereja-gereja di sekitar danau Sawah setelah airnya menyusut. Riwayat tersebut dilansir ole hath-Thabari, al-Baihaqi dan lainnya.

Setelah beliau –shallallahu 'alaihi wasallam- dilahirkan, ibundanya mengirim utusan ke kakeknya, Abdul Muththalib untuk memberitahukan kepadanya berita gembira kelahiran cucunya tersebut. kakeknya langsung datang dengan sukacita dan membawa  cucunya tersebut masuk ke Ka'bah; berdo'a kepada Allah dan bersyukur kepadaNya. Kemudian memberi nama Muhammad, padahal nama seperti ini tidak populer di kalangan bangsa Arab, dan pada hari ketujuh kelahirannya Abdul Muththalib mengkhitan beliau sebagaimana tradisi yang berlaku di kalangan bangsa Arab.

Baca Juga: Berdagang Ke Negeri Syam

Wanita yang menyusui beliau –shallallahu 'alaihi wasallam- setelah ibundanya adalah Tsuwaibah. Wanita ini merupakan budak wanita Abu Lahab yang saat itu juga tengah menyusui bayinya yang bernama Masruh. Sebelumnya dia juga telah menyusui Hamzah bin Abdul Muththalib, kemudian menyusui Abu Salamah bin Abdul A'sad Al-Makhzumi setelah menyusui beliau –shallallahu 'alaihi wasallam-